Jadi ini
karangan. Yang terinspirasi dari kenyataan, dari pertanyaan “kenapa engga?”.
Kenapa engga?,
itu pertanyaan salah satu temen ane saat kami gasengaja ngomongin dia. Kenapa? Mungkin
dia udah tau kalo itu karena ane pengecut, tapi dia gabakal puas dengan jawaban
itu.. jadi ane mutusin buat jadi diri ane sendiri dan bilang ke dia soal apa yg
ane rasa.
Beep* beep* ini kediaman ******(nama
disamarkan:v ) kami sedang keluar jadi tinggalkan pesan setelah bunyi beep*
Beep* beep*
Telepon mulai merekam
“aku selalu melihatmu, kamu selalu bersinar,
itu membuatku bahagia” dia tersenyum simpul.
“Itu kenapa aku selalu mengikutimu, aku mau
kau mengajakku bicara, tapi gapeduli seberapa cepat aku berlari, aku gabisa
mengikuti elu” sekarang bibirnya berguncang, otot-otot diwajahnya bergerak
berusaha menguasai diri supaya airmata ga jatuh. Menunduk..
“dari awal aku sudah tau, tapi yg aku mau
hanyalah berbicara sama kamu dengan senyuman”
Dia sudah bisa
sedikit mengontrol emosinya sambil melanjutkan.
“ aku gak tahu kapan semua kebersamaan kita
berubah jadi kacau begini, yg aku ingat dulu semuanya indah, menyenangkan bisa
bersamamu, kita punya banyak waktu bersama, apapun masalahku, jika aku
membicarakanya denganmu... tiba-tiba langsung menghilang”
“kamu pintar dan
keren dan selalu bisa diandalkan, kamu adalah hal faforitku. Tapi aku gak
pernah bisa mengejarmu” sekarang mukanya merah tersipu malu, tidak ada
kesedihan lagi diraut wajahnya.. hanya senyum kecil yg lama.
“tapi itu
gaperlu kamu pikirin. Aku hanya bakal melihatmu dari kejauhan, jadi gausah
peduliin aku, aku akan cari cara untuk mengurus masalahku sendiri,”
Dia ngangkat kepalanya..
ada airmata lain yg muncul dipelupuk matanya, bukan sedih.. tapi haru
“tapi aku punya
satu permintaan untuk kamu, aku mau kamu
untuk selalu tersenyum... karena kamu... kamu teman faforitku, teman faforitku.
Good bye”
Dan cwe itu
menutup telepon.. dia menagis saat ingat sedikit waktu tersisa yg dimilikinya
Dan yay tamat :v
Ga konsisten ah, aku-kamu, elu-gue, aku-elu, atau gue-kamu?
BalasHapusngantuk pas ngetiknya :v
Hapusentah apa, setelah gue baca lagi tulisan ini, kok seperti menggambarkan keadaan gue saat ini ya? jangan jangan elu peramal? hm.
BalasHapus