Kamis, 08 Desember 2016

HER

Jadi ini karangan. Yang terinspirasi dari kenyataan, dari pertanyaan “kenapa engga?”.
Kenapa engga?, itu pertanyaan salah satu temen ane saat kami gasengaja ngomongin dia. Kenapa? Mungkin dia udah tau kalo itu karena ane pengecut, tapi dia gabakal puas dengan jawaban itu.. jadi ane mutusin buat jadi diri ane sendiri dan bilang ke dia soal apa yg ane rasa.

Beep* beep* ini kediaman ******(nama disamarkan:v ) kami sedang keluar jadi tinggalkan pesan setelah bunyi beep*

Beep* beep*

Telepon mulai merekam

“aku selalu melihatmu, kamu selalu bersinar, itu membuatku bahagia” dia tersenyum simpul.

“Itu kenapa aku selalu mengikutimu, aku mau kau mengajakku bicara, tapi gapeduli seberapa cepat aku berlari, aku gabisa mengikuti elu” sekarang bibirnya berguncang, otot-otot diwajahnya bergerak berusaha menguasai diri supaya airmata ga jatuh. Menunduk..

“dari awal aku sudah tau, tapi yg aku mau hanyalah berbicara sama kamu dengan senyuman”
Dia sudah bisa sedikit mengontrol emosinya sambil melanjutkan.

 “ aku gak tahu kapan semua kebersamaan kita berubah jadi kacau begini, yg aku ingat dulu semuanya indah, menyenangkan bisa bersamamu, kita punya banyak waktu bersama, apapun masalahku, jika aku membicarakanya denganmu... tiba-tiba langsung menghilang”

“kamu pintar dan keren dan selalu bisa diandalkan, kamu adalah hal faforitku. Tapi aku gak pernah bisa mengejarmu” sekarang mukanya merah tersipu malu, tidak ada kesedihan lagi diraut wajahnya.. hanya senyum kecil yg lama.

“tapi itu gaperlu kamu pikirin. Aku hanya bakal melihatmu dari kejauhan, jadi gausah peduliin aku, aku akan cari cara untuk mengurus masalahku sendiri,”

Dia ngangkat kepalanya.. ada airmata lain yg muncul dipelupuk matanya, bukan sedih.. tapi haru

“tapi aku punya satu  permintaan untuk kamu, aku mau kamu untuk selalu tersenyum... karena kamu... kamu teman faforitku, teman faforitku. Good bye”

Dan cwe itu menutup telepon.. dia menagis saat ingat sedikit waktu tersisa yg dimilikinya

Dan yay tamat :v

3 komentar:

  1. Ga konsisten ah, aku-kamu, elu-gue, aku-elu, atau gue-kamu?

    BalasHapus
  2. entah apa, setelah gue baca lagi tulisan ini, kok seperti menggambarkan keadaan gue saat ini ya? jangan jangan elu peramal? hm.

    BalasHapus